BAB II
PEMELAJARAN
A. RENCANA PEMELAJARAN SISWA
Kompetensi : Jaringan Komputer
Sub Kompetensi : Menguasai diagnosis permasalahan Pada Jaringan LAN
Jenis Kegiatan
|
Tanggal
|
Waktu
|
Tempat Belajar
|
Alasan Perubahan
|
Tanda Tangan Guru
|
Mengidentifikasi masalah fungsionalitas jaringan pada perangkat melalui gejala yang muncul pada Jaringan LAN
|
|
|
|
|
|
Memilah masalah berdasarkan kelompoknya pada Jaringan LAN
|
|
|
|
|
|
Mengisolasi permasalahan pada Jaringan LAN
|
|
|
|
|
|
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1: Mengidentifikasi Masalah Fungsionalitas Jaringan pada Perangkat Melalui Gejala yang Muncul
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
1) Peserta diklat mampu mengetahui jenis-jenis gangguan pada perangkat jaringan.
2) Peserta diklat mampu mengetetahui Performance dan kondisi perangkat yang terhubung jaringan.
b. Uraian Materi 1
Mendiagnosis
permasalahan perangkat yang tersambung jaringan merupakan pekerjaan
yang harus dilakukan oleh administrator jaringan. Pekerjaan ini
memerlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi agar di dapat hasil yang
baik.
Komputer yang terhubung jaringan sering kali mengalami gangguan maupun kerusakan baik dari sisi hardware atau software. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pengguna komputer yang terhubung dalam sistem jaringan.
Jaringan
komputer sangat rawan terhadap ganguan atau kerusakan dikarenakan
banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan terjadi ganguan atau
kerusakan pada jaringan tersebut. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan adalah:
1) Tegangan Listrik
Tegangan
listrik dapat menyebabkan ganguan apabila tegangan yang dihasilkan
tidak stabil, sering terjadi naik dan turun atau mati mendadak dari
sumber PLN. Hal tersebut sangat mempengaruhi dikarenakan semua peralatan
yang kita gunakan bersumber pada listrik. Sumber listrik yang kita
gunakan tidak baik atau tidak stabil, dapat menyebabkan peralatan yang
kita gunakan mudah rusak. Komputer yang kita gunakan sering mati
mendadak karena sumber listrik mati dapat menyebabkan komputer yang kita
gunakan akan cepat rusak. Sehinga akan mempengaruhi jaringan apabila
terjadi kerusakan pada komputer workstation maupun di komputer server.
2) Mati atau tidak berfungsinya komponen pada jaringan
Mati atau
tidak berfungsinya komponen pendukung jaringan disebabkan oleh korosi
(berkarat) dan rusak. Korosi yang terjadi dikarenakan ruang atau tempat
jaringan yang lembab dan juga pemakaian yang suah terlalu lama tanpa
adanya perawatan yang berkala.
Dalam sistem
jaringan LAN sering kita menyebut permasalahan yang menyebabkan seluruh
atau sebagian jaringan terganggu disebut jaringan dalam kondisi down. Down dalam jaringan bisa kita artikan sedang turun atau tidak bekerja secara maksimal. Down
dapat meyebabkan komunikasi dalam jaringan menjadi lambat atau tidak
bekerja sama sekali. Kondisi tersebut yang perlu ditangani sehingga
jaringan dapat bekerja dengan baik dan kembali normal. Istilah Down dalam jaringan komputer LAN berbeda dengan Down pada jaringan Warnet (warung Internet). Down
pada jaringan LAN disebabkan sistem dalam jaringan LAN tersbut atau
karena tidak berfungsinya peralatan maupun komponen dalam jaringan LAN
tersebut. Down pada Warnet disebabkan oleh banyak sekali faktor diantaranya pengaruh dari jaringan LAN yang ada dalam warnet, dari Provider (jasa pelayanan akses internet) yang mengalami gangguan dan bisa juga dari line telphon yang penuh sehingga menyebabkan akses ke internet tidak dapat dilakukan.
Down dalam jaringan LAN lebih mudah penanganannya apabila dibandingkan dengan Down pada Warnet. Down dalam jaringan LAN lebih mudah diatasi karena kita dapat mendeteksi melalui indikator-indikator yang dapat kita lihat.
Indikator-indikator
tersebut memberikan isarat jika terjadi kerusakan atau tidak
berfungsinya komponen. Indikasi kerusakan pada masing masing komponen
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Server
Server adalah komputer yang biasanya dikhususkan untuk penyimpanan data atau system operasi berbasis network (Network Operating System), berisikan daftar user yang diperbolehkan masuk ke server tersebut. Jadi apabila komputer server mengalami kerusakan atau gangguan secara otomatis seluruh jaringan tidak berfungsi karena server merupakan
pintu masuk dan sebagai pusat jaringan tersebut. Jadi apabila seluruh
jaringan tidak dapat berfungsi berarti terjadi gangguan atau kerusakan
pada server.
b) Workstation
Workstation
adalah komputer yang memanfaatkan jaringan untuk menghubungkan
komputer tersebut dengan komputer lain atau komputer tersebut dengan server. Pemanfaatan jaringan tersebut dapat berupa sharing data, sharing printer dan sebagainya. Apabila terjadi kerusakan pada komputer workstation berarti komputer yang digunakan tidak dapat masuk dalam jaringan sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan komputer server maupun komputer lain dalam jaringan tersebut.
c) Hub/switch
Hub/switch merupakan terminal atau pembagi signal data bagi kartu jaringan (Network Card). Jika Hub mengalami kerusakan berarti seluruh jaringan juga tidak dapat berfungsi untuk berkomunikasi antar workstation atau komputer workstation dengan server. Apabila terjadi kerusakan pada Hub dapat dilihat pada lampu indikator power dan lampu indikator untuk masing masing workstation. Apabila lampu indikator power Hub/switch mati berarti kemungkinan besar Hub tersebut rusak. Jika ada lampu indikator workstation yang tidak menyala menyatakan bahwa komputer workstation sedang tidak aktif (tidak hidup) atau ada gangguan pada komputer workstation tersebut.
Gambar 1. Switch
Gambar 2. Hub
d) Network Interface Card (Kartu jaringan)
Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada sebuah komputer server maupun workstation sehingga
komputer dapat dihubungkan ke dalam sistem jaringan. Apabila terjadi
gangguan atau kerusakan pada kartu jaringan berakibat pada komputer
tersebut tidak dapat masuk dalam sistem jaringan. Indikator yang dapat
dilihat dalam kerusakan kartu jaringan adalah matinya lampu indikator
yang terdapat pada kartu jaringan dan lampu indikator di Hub/switch saat komputer telah hidup dan konektifitas kabel dari kartu jaringan dan hub/switch telah baik.
Gambar 3. Kartu Jaringan (LAN Card) PCI dengan Konektor RJ45
Gambar 4.
a. Kartu Jaringan (LAN Card) PCI dengan Konektor BNC dan RJ45
b. Kartu Jaringan (LAN Card) ISA dengan Konektor BNC
a) Kabel dan konektor
Kabel dan
konektor merupakan media penghubung antara komputer dengan komputer
lain atau dengan peralatan lain yang digunakan untuk membentuk
jaringan. Kabel dan konektor untuk membuat jaringan LAN yang banyak
digunakan ada 3 jenis yaitu:
(1) Jenis
kabel serat optik menggunakan konektor SC dan ST. Gangguan atau
kerusakan pada kabel dan konektor jenis serat optik sangat jarang,
tetapi memerlukan penanganan secara khusus untuk perawatan jaringan.
Gambar 5. Kabel Jenis Serat Optik
Gambar 6. Konektor untuk Kabel Jenis Serat Optik
(2) Jenis
Kabel UTP dengan konekor RJ45. Gangguan atau kerusakan pada kabel jenis
ini adalah konektor yang tidak terpasang dengan baik (longgar),
susunan pengkabelan yang salah dan kabel putus. Indikasi yang dapat
dilihat adalah lampu indikator yang tidak hidup pada kartu jaringan atau
pada Hub/switch. Jaringan menggunakan kabel UTP kesalahan yang muncul relatif sedikit, karena jaringan terpasang menggunakan topologi star, workstation terpasang secara paralel dengan menggunakan swicth/hub. Sehingga yang terjadi gangguan hanya pada workstation yang kabelnya mengalami gangguan saja.
Gambar 7. Kabel Jenis UTP (Unshielded Twist Pair) dan Penampangnya
Gambar 8.Konektor RJ45 untuk Kabel Jenis UTP
(3) Jenis kabel Coaxial dengan konektor BNC. Kabel jenis coaxial memiliki
akses yang cukup lambat bila dibandingkan jenis kabel lainnya dan
sering terjadi gangguan karena konektor yang longgar (tidak konek),
kabel short dan kabel terbuka resistor pada terminating conector. Short pada pemasangan kabel dengan plug konektor ini menyebabkan system jaringan akan down dan komunikasi antar komputer berhenti.
Gambar 9. Kabel Jenis Coaxial
Gambar 10. a. Konektor BNC; b. Terminator BNC;
b. T BNC
Dalam sistem
jaringan LAN komponen satu dengan yang lainnya adalah saling berkaitan
dan berhubungan, maka dalam proses diagnosa kerusakan pada jaringan
harus dilakukan dengan terstruktur dan sistematis. Hal ini untuk
mempermudah dalam proses perbaikan jaringan. Selain perbaikan perlu
juga dilakukan perawatan jaringan agar kondisi jaringan optimal dan
normal. Jangan sampai melakukan perawatan jika terjadi kerusakan saja,
karena dengan melakukan perawatan secara berkala biaya yang dikeluarkan
akan lebih sedikit dibandingkan melakukan perawatan saat terjadi
kerusakan saja. Kinerja jaringan yang tidak terawat menyebabkan
komunikasi data menjadi lambat.
a. Rangkuman 1
Mendiagnosa
permasalahan yang terjadi pada jaringan dilakukan untuk mengetahui
bagian-bagian jaringan yang kemungkinan mengalami kerusakan atau
gangguan. Mendiagnosa kerusakan dapat dilakukan secara hardware maupun secara software dengan
indikasi-indikasi yang dapat diamati. Untuk mendapatkan jaringan
komputer yang baik dan bekerja secara normal harus dilakukan perawatan
secara berkala. Perawatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi
perangkat pendukung jaringan dan kondisi jaringan dalam berkomunikasi
data. Dengan perawatan yang berkala diharapkan sistem jaringan tersebut
akan selalu dalam kondisi yang terjaga dengan baik dan bekerja secara
normal.
b. Tugas 1
1) Perhatikan dan catatlah kondisi peralatan yang digunakan dalam jaringan pada saat jaringan bekerja secara normal!
2) Periksa dan catatlah secara hardware dengan mengindikasikan bahwa jaringan tersebut sudah dapat bekerja dengan baik serta alasannya!
3) Periksa
dan catatlah jenis topologi fisik jaringan yang digunakan dalam
laboratorium anda, jenis kabel dan alasan menggunakan jenis tersebut!
c. Tes Formatif 1
1) Sebutkan
peralatan vital yang harus dimiliki untuk membangun sebuah jaringan
beserta fungsinya masing-masing dalam jaringan tersebut!
2) Sebutkan dan jelaskan topologi fisik jaringan yang ada minimal 2 buah serta keuntungan dan kerugiannya!
3) Dalam
Jaringan apakah perlu dilakukan perawatan? Kalau perlu berapa jangka
waktu perawatannya? Mengapa harus dilakukan perawatan? Pada bagian apa
saja?
d. Kunci Jawaban Formatif 1
1) Peralatan
vital yang harus dimiliki untuk membangun sebuah jaringan beserta
fungsinya masing-masing dalam jaringan tersebut adalah:
a) Komputer Sever
Fungsi komputer Server adalah sebagai pusat data sebagai pintu masuk ke dalam sistem jaringan dan berisikan daftar user yang diperbolehkan masuk ke server atau kedalam sistem jaringan tersebut.
b) Komputer workstation (client)
Komputer client berfungsi memanfaatkan jaringan untuk menghubungkan komputer tersebut dengan komputer lain atau komputer tersebut dengan server. Pemanfaatan jaringan tersebut dapat berupa sharing data, sharing printer dan sebagainya.
c) HUB/switch
Hub/switch berfungsi sebagai terminal atau pembagi sinyal data bagi kartu jaringan (Network Card).
d) Kartu jaringan NIC
Sebuah kartu
jaringan (LAN Card) yang terpasang pada sebuah komputer server maupun
client berfungsi sebagai media untuk penghubung sehingga komputer dapat
dihubungkan kedalam sistem jaringan
e) Kabel dan Konektor
Kabel dan
konektor berfungsi sebagai media penghubung antara komputer client
dengan komputer client yang lain atau dengan peralatan lain yang
digunakan untuk membentuk jaringan.
2) Topologi fisik jaringan yang digunakan beserta keuntungan dan kerugiannya adalah:
a) Topologi Bus atau Linier
Merupakan topologi fisik yang menggunakan kabel Coaxial dengan
menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan.
Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana
sepanjang kabel terdapat node-node.
Keuntungannya adalah biaya yang murah, instalasi sederhana. Tidak memerlukan Hub/Switch.
Kerugiannya adalah karena sinyal 2 arah dengan satu kabel kemungkinan terjadi collision (tabrakan
data atau tercampurnya data)sangat besar, jika terjadi putus atau
longgar pada salah satu konektor maka seluruh jaringan akan berhenti,
pengecekan kabel yang putus akan memakan waktu yang lama karena harus
dilakukan satu persatu.
b) Topologi Ring
Adalah topoligi fisik yang tertutup sehingga informasi dan data disalurkan dalam satu arah yang membentuh lingkaran tertutup
sehingga mengesankan cincin tanpa ujung.
Keuntungannya adalah: layout instalasi yang sederhana, Tidak memerlukan Hub/Switch, tidak terjadi collision (tabrakan data atau tercampurnya data).
Kerugiannya
adalah: Jika terjadi putus atau longgar pada salah satu konektor maka
seluruh jaringan akan berhenti, pengecekan kabel yang putus akan memakan
waktu yang lama karena harus dilakukan satu persatu.
c) Topologi Star
Topologi Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan.
Keuntungan: jenis topologi ini mudah dikembangkan, jika terjadi kerusakan pada salah satu node maka hanya node tersebut yang terganggu tanpa mengganggu jaringan lain.
Kerugian: memerlukan biaya tambahan karena membutuhkan Hub/switch sebagai pusat node (node sentral)
d) Topologi Hybrid
Topologi Hybrid merupakan gabungan atau kombinasi dari dua atau lebih topologi jaringan lainnya. Topologi Hybrid sering juga disebut Tree topology.
Keuntungan dan keruguan adalah sama dengan jenis topologi yang digunakan dari masing-masing gabungan topologi tersebut.
3) Jaringan
sangat perlu dilakukan perawatan. Perawatan harus dilakukan secara
berkala dan dilakukan pengecekan setiap minggu serta pada saat terjadi
gangguan. Perawatan perlu untuk mendapatkan kinerja jaringan yang
optimal dan selalu dalam kondisi yang normal. Bagian yang memerlukan
perawatan adalah seluruh komponen jaringan baik secara hardware maupun secara software.
e. Lembar Kerja 1
Alat dan bahan :
1 (Satu) unit komputer yang telah terinstali sistem operasi jaringan sebagai server, 1 (Satu) unit komputer yang telah terinstall sistem operasi sebagai workstation (client), Network Interface card (kartu jaringan) yang telah terpasang pada komputer server maupun workstation kabel UTP untuk menghubungkan komputer server dengan komputer client, switch/hub, Konektor RJ45, Tang (Crimping tooll)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1) Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar.
2) Gunakan alas kaki yang terbuat dari karet untuk menghindari aliran listrik ketubuh (tersengat listrik)
3) Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
4) Letakkan komputer pada tempat yang aman.
5) Pastikan komputer dalam keadaan baik, semua kabel penghubung terkoneksi dengan baik.
6) Jangan meletakkan benda yang dapat mengeluarkan medan elektromagnetik di dekat komputer (magnet, handphone, dan sebagainya).
7) Jangan meletakkan makanan dan minuman diatas komputer.
8) Gunakanlah komputer sesuai fungsinya dengan hati-hati.
9) Setelah selesai, matikan komputer dengan benar.
Langkah Kerja
1) Persiapkan semua peralatan dan bahan pada tempat yang aman.
2) Periksa bahwa Kartu jaringan telah terpasang dengan baik pada komputer server maupun workstation (client).
3) Periksa semua konektor kabel telah terhubung dengan baik (tidak longgar) pada komputer server dan workstation (client).
4) Periksa kabel penghubung antara komputer server ke switch/hub dan komputer workstation (client) ke switch/hub.
5) Hidupkan komputer server dan masuklah sebagai admin (root) dengan user name dan pasword admin.
6) Hidupkan Komputer client.
7) Periksa setting alamat IP dan subnet mask pada komputer server dan client.
8) Cek koneksi antar komputer workstation (client) maupun komputer server dengan workstation (client).
9) Matikan komputer dengan benar.
10) Rapikan dan bersihkan tempat praktek
2. Kegiatan Belajar 2: Memilah Masalah Berdasarkan Kelompoknya
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
1) Peserta diklat mampu mengklasifikasi permasalahan pada pengoperasian LAN
2) Peserta diklat mampu mengidentifikasi masing-masing jenis permasalahan yang ada pada hardware.
3) Peserta diklat mampu mengidentifikasi masing-masing jenis permasalahan yang ada pada software.
b. Uraian Materi 2
Permasalahan
yang sering muncul baik dalam pemasangan maupun setelah pemasangan
jaringan LAN komputer secara garis besar dapat dibagi atas:
· Kerusakan atau kesalahan Hardware
Kerusakan atau kesalahan pada bagian hardware mencakup seluruh komponen jaringan antara lain mencakup server, workstation (client), Kartu Jaringan, Pengkabelan dan konektor, serta komponen jaringan tambahan lainnya seperti Hub/switch, router, dan sebagainya.
· Kesalahan software
Kesalahan bagian software berhubungan dengan kesalahan bagaimana setting dan konfigurasi jaringan yang berkaitan dengan system operasi baik pada komputer server maupun komputer workstation (client) yang digunakan, jenis protokol yang dipakai serta topologi jaringan.
1) Kerusakan atau kesalahan Hardware
Kerusakan atau kesalahan hardware yang sering terjadi adalah pada Network Interface Card (kartu
jaringan), pengkabel dan konektor. Kerusakan atau kesalahan pada
Jaringan sering disebabkan oleh koneksi (hubungan) yang tidak baik antar
komponen dan tidak berfungsinya komponen dikarenakan sudah mati atau
rusak.
a) Network Interface Card (kartu jaringan)
Secara fisik
untuk mengenali bahwa kartu jaringan tersebut telah atkif atau tidak
aktif dapat dilihat pada lampu indikator yang terdapat dalam Kartu
jaringan tersebut saat komputer hidup dan kartu jaringan telah
dihubungkan dengan kabel jaringan maka lampu indikator harus sudah
menyala. Apabila belum menyala berarti terdapat permasalahan atau
kerusakan pada kartu jaringan tersebut.
Secara software untuk mengetahui bahwa kartu jaringan telah bekerja atau aktif dapat dilihat pada :
(1) Klik Start > setting >klik Control Panel
(2) Pilih icon system double klik pilih menu Device Manager
Disana dapat
dilihat bahwa kartu jaringan tersebut telah dikenal atau belum. Bila
sudah dikenal maka kartu jaringan komputer dapat bekerja atau aktif.
Gambar 11. Komputer yang Telah Mengenal Kartu Jaringannya Contoh: SIS 900 PCI.
b) Pengkabelan dan Konektor
Pemilihan
media komunikasi menggunakan kabel sebagai penghubung antar komputer
memang merupakan media yang cukup ideal dibandingkan dengan media
lainnya seperti RF (radio frekuensi), IR (Infra Red) atau jalur
telephone karena murah, mudah dan mempunyai kecepatan data yang cukup
tinggi. Tetapi kesalahan dalam aturan pemasangan kabel, kualitas kabel
itu sendiri, serta layout atau topologi jaringan seringkali mengganggu
dalam system jaringan kabel.
(1) Untuk Pengunaan kabel thin coax
Seperti dalam gambar berikut permasalahan yang sering terjadi pada jenis kabel ini adalah seperti dalam gambar:
Gambar 12. Permasalahan pada Kabel Jenis Thin Coax.
Keterangan Gambar:
1. Kabel
Terbuka (open). Kondisi ini menyatakan bahwa telah terjadi putusnya
kabel dalam jaringan yang menyebabkan kabel tidak dapat menghantarkan
data.
2. Konektor longgar (tidak terhubung). Kondisi ini terjadi pada pada koneksi antar kartu jaringan dengan konektor kabel.
3. Kabel short. Kondisi ini menyatakan bahwa telah terjadi kabel yang hubung singkat dalam jaringan.
4. Resistor pada terminating Connector
5. Short pada pemasangan kabel dengan plug konektor
6. Longgar pada male connector
Untuk kasus nomor 1,3,4 dan 5 akan mengakibatkan system jaringan akan mengalami down (komunikasi antar komputer berhenti). Untuk kasus konektor yang longgar hanya terjadi pada workstation (client) yang bersangkutan saja yang berhenti. Tetapi bila terjadi pada terminating resistor maka menyebabkan jaringan akan down juga.
(2) Untuk Pengunaan kabel thick coax
Untuk jenis penggunaan kabel thick coax sama dengan jenis kabel thin coax karena menggunakan jenis topologi jaringan yang sama seperti dalam gambar berikut:
Gambar 13. Permasalahan pada Kabel Jenis Thick Coax.
(3) Untuk Penggunaan kabel UTP
Untuk kabel
UTP, kesalahan yang muncul relatif sedikit, karena jaringan model ini
relatif sedikit, karena jaringan model ini menggunakan topologi star,
dimana workstation (client) terpasang tersebar secara paralel dengan menggunakan switch atau Hub. Sehingga pengecekan kerusakan kabel ini dapat dengan mudah diketahui. Seperti dalam gambar berikut:
Gambar 14. Permasalahan pada Kabel Jenis UTP.
Keterangan gambar:
1. Konektor longgar (tidak terhubung)
2. Kabel short
3. Kabel terbuka (open)
Untuk mengecek kabel yang terbuka (open) dan kabel yang short dapat dilakukan dengan menggunakan Multimeter dengan mengetes ujung-ujung kabel.
2) Software
Permasalahan yang sering muncul pada bagian software ini pada umumnya bisa dikelompokkan atas:
a) Kesalahan setting konfigurasi jaringan
Kesalahan setting konfigurasi sering terjadi pada kartu jaringan yang menggunakan model ISA karena kita harus menentukan :
(1) Alamat port I/O
(2) Nomor Interupt
(3) Direct Memory Access Request line
(4) Buffer memory Address
Berbeda
dengan kartu model ISA Kartu jaringan yang menggunakan model PCI tidak
perlu mengeset karena secara otomatis telah tersedia.
b) Kesalahan Protocol yang digunakan
Hal ini
sering terjadi pada kartu jaringan yang menggunakan slot ISA karena
penentuan harus dilakukan secara manual. Apabila kita menggunakan protocol kartu jaringan model PCI hal tersebut jarang terjadi apabila kita telah menginstall driver dengan benar.
c) Kesalahan pengalamatan IP.
Setiap
komputer dalam suatu jaringan merupakan identifikasi alamat yang unik,
sehingga tidak diperbolehkan ada alamat yang sama. IP Address
dalam jaringan tidak diperbolehkan sama karena merupakan identitas untuk
masing-masing komputer dalam jaringan untuk komunikasi data, jika
terjadi alamat yang sama maka kedua komputer tidak dapat mengakses
jaringan karena terjadi perebutan nomor alamat tersebut.
d) Kesalahan Indentifikasi Client dan server komputer
Penentuan antara komputer server dan komputer client harus jelas untuk jaringan client server, berbeda pada jaringan peer to peer tidak ada penentuan client dan server.
e) Kesalahan Service Network (file and print sharing)
Service network (file and print sharing) yang tidak aktif bisa dikarenakan file and print sharing yang kita hubungi sedang tidak aktif atau kita belum melakukan file and print sharing.
f) Kesalahan Security System
Kesalahan pemasukan password pada saat kita masuk dalam jaringan sehingga kita tidak dapat masuk dalam jaringan karena kesalahan pengamanan (password).
g) Kerusakan file program, sehingga perlu di update.
Kerusakan
file program yang menyebabkan sistem operasi tidak bisa berjalan atau
menyebabkan kartu jaringan tidak dapat bekerja (tidak aktif).
Untuk dapat melakukan perbaikan dalam kesalahan-kesalahan software tersebut dapat dilakukan dengan setting ulang software sesuai dengan ketentuan dalam jaringan tersebut. Berikut beberapa kasus yang sering disebabkan oleh sistem operasi networking:
- Tidak bisa Login dalam jaringan
Tidak bisa masuk dalam jaringan berarti client tidak dapat mengakses jaringan secara keseluruhan.
- Tidak bisa menemukan komputer lain pada daftar network neighborhood. Apabila secara hardware dan software tidak ada masalah komputer harus dilakukan restart untuk menyimpan semua data yang telah kita update ke sistem operasi.
- Tidak bisa sharing files atau printer.
Sharing file atau printer adalah membuka akses agar komputer lain dapat mengakses atau melihat data kita. Tidak dapat sharing file atau printer dapat dikarenakan data atau printer tersebut belum di sharing. untuk dapat melakukan sharing dapat dilakukan dengan klik kanan share.
- Tidak bisa install network adapter.
Kasus ini biasanya disebabkan oleh sorfware kartu jaringan yang tidak sesuai antara driver dengan kartu jaringannya atau pemasangan kartu jaringan yang tidak sempurna pada mainboard sehingga komputer tidak dapat mengenal kartu jaringan tersebut.
Hal yang
harus dilakukan dengan pengecekan pada kartu jaringan apakah telah
terpasang dengan benar atau kartu jaringan telah terinstall dengan driver bawaannya.
- Komputer lain tidak dapat masuk ke komputer kita.
Komputer lain
yang tidak dapat masuk ke komputer kita padahal komputer kita dapat
masuk ke komputer lain disebabkan karena kita belum melakukan sharing data atau sharing printer.
Kasus-kasus tersebut dapat teratasi apabila tidak terjadi kesalahan-kesalahan software pada
saat setting Kartu jaringan. Setting kartu jaringan sangat penting
untuk terjadinya hubungan antar komputer, apabila terjadi kesalahan maka
menyebabkan komputer tersebut tidak dapat terhubung dalam jaringan.
Pengecekan kesalahan harus dilakukan satu persatu dengan teliti sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada jaringan tersebut
diantaranya pemberian nomor IP dan subnetmask pada protocol yang digunakan, nama Workgroupnya dan sebagainya.
b. Rangkuman 2
Permasalahan
muncul yang sering muncul pada pemasangan maupun setelah pemasangan
jaringan LAN komputer secara garis besar dapat dibagi atas kerusakan
atau kesalahan hardware dan kesalahan software.
Kerusakan atau kesalahan pada bagian hardware pada
sistem jaringan yang sering dialami adalah pada kesalahan pengenalan
Kartu Jaringan, Pengkabelan dan konektor, serta komponen jaringan
tambahan lainnya seperti Hub/switch, router, dan sebagainya. Untuk pengakbelan dan konektor yang sering terjadi adalah kabel terbuka (open), kabel short dan konektor longgar.
Kesalahan bagian software berhubungan dengan kesalahan setting dan konfigurasi jaringan pada komputer server maupun komputer client yang digunakan, jenis protokol yang dipakai jaringan dan workgroup yang digunakan.
c. Tugas 2
- Periksa dan catat jenis kartu jaringan yang digunakan pada client dan server serta jenis kabel yang digunakan dalam jaringan tersebut
- Periksa dan catatlah seting konfigurasi jaringan yang digunakan dalam praktik tersebut!
- Lakukan
konfigurasi ulang pada kartu jaringan di komputer client anda pada
nomor TCP/IP yang berbeda catat hasilnya! Apakah masih dapat
berkomunikasi komputer lain? Kenapa?
d. Tes Formatif 2
1) Apakah ada kesamaan dan perbedaan fungsi antara HUB, Repeater, Bridge, dan Router dalam jaringan?
2) Apa yang dimaksud dengan protokol dalam jaringan IPX dan TCP/IP?
3) Apa yang dimaksud dengan jaringan peer to peer dan peer to server (client server) apa keuntungan dari masing-masing ?
e. Kunci Jawaban Formatif 2
1) Kesamaan antara HUB, Repeater, Bridge dan Router dalam jaringan adalah sebagai penghubung antar komputer agar dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya:
Perbedaan antara HUB, Repeater, Bridge dan Router dalam jaringan adalah:
Hub adalah sebagai pembagi sinyal data dari Kartu Jaringan (Network Interface card) dan sekaligus untuk penguat sinyal dalam satu jaringan.
Repeater
adalah penguat sinyal. Sinyal yang diterima dari segmen jaringan satu
ke segmen jaringan yang lain yang diharapkan sinyal yang diterima akan
sama kuatnya dengan sinyal yang dipancarkan. Dengan pemasangan repeater
ini diharapkan dapat memperluas dua buah jaringan komputer.
Bridge
digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN dan mengirim atau menungkin
paket data dari satu LAN ke LAN yang lain. Sebuah bridge menyediakan
sambungan antar dua tipe LAN yang sama. Dengan pemasangan bridge
dapat memperluas jaringan LAN, sehingga semua segmen yang saling
berhubungan satu sama lainnya menjadi bagian dari LAN yang lebih besar
Router
memiliki kemampuan untuk melewatkan paket IP dari satu jaringan ke
jaringan lain yang memungkinkan banyak jalur diantara keduanya. Router
juga dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehinga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN dapat terisolasi dengan baik dari trafik yang dibangkitkan LAN lain.
2) IPX adalah jenis protokol jaringan dari Novell yang menghubungkan Novell Netware Client dan server. IPX merupakan datagram/protokol paket dan IPX bekerja pada layer network dari protokol komunikasi dan merupakan tanpa sambungan (connectionless = tak memerlukan koneksi yang perlu disetup sebelum paket dikirim ke tujuannya).
TCP/IP adalah
sekumpulan protokol yang di buat untuk melakukan fungsi-fungsi
komunikasi data pada Jaringan. TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol
yang masing-masing bertanggungjawab atas bagian-bagian tertentu dari
komunikasi data. TCP (Transmission Control Protocol) mengatur assembly dari pesan atau file ke dalam paket-paket yang lebih kecil yang akan ditransmisikan dalam jaringan dan diterima oleh TCP tujuan yang akan mengasembly packets kedalam pesan yang sebenarnya. IP menangani alamat dari paket data dan menjamin paket data akan sampai ke tujuannya
3) Jaringan peer to peer adalah jaringan dimana setiap komputer dapat berfungsi sebagai server artinya
user komputer yang ada dalam jaringan tersebut dapat menjadi seorang
administrator. Dia dapat melakukan sharing sumber-sumber yang dia
miliki: File, CDRom, Modem Printer dan Fax.
Keuntungan jaringan peer to peer
- Workstation bisa sebagai resource
- Server tidak tersentral (semua workstation (client) dapat sebagai server)
- Security ada pada setiap workstation (client)
- Mudah dan murah untuk Jaringan skala kecil.
Jaringan peer to server (client server) dimana sistem administrator ada pada file server. Sehingga semua komunikasi harus melewati server.
Keuntungan jaringan peer to server (client server) adalah:
- Pengaturan user yang masuk dalam jaringan dapat dideteksi oleh administrator.
- Data tersimpan secara terpusat pada server.
- Kewenangan adminstrator mutlak dalam jaringan.
f. Lembar Kerja 2
Alat dan bahan :
1 (Satu) unit
komputer yang telah terinstall sistem operasi jaringan sebagai server,
1 (Satu) unit komputer yang telah terinstal sistem operasi sebagai workstation (client), Network Interface card (kartu jaringan)yang telah terpasang pada komputer server maupun workstation, kabel UTP untuk menghubungkan komputer server dengan komputer client, switch/hub, Konektor RJ45, Tang (Crimping tooll)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1) Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar.
2) Gunakan alas kaki yang terbuat dari karet untuk menghindari aliran listrik ketubuh (tersengat listrik)
3) Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
4) Letakkan komputer pada tempat yang aman.
5) Pastikan komputer dalam keadaan baik, semua kabel penghubung terpasang dengan baik.
6) Jangan meletakkan benda yang dapat mengeluarkan medan elektromagnetik di dekat komputer (magnet, handphone, dan sebagainya).
7) Jangan meletakkan makanan dan minuman diatas komputer.
8) Gunakanlah komputer sesuai fungsinya dengan hati-hati.
9) Setelah selesai, matikan komputer dengan benar.
Langkah Kerja
1) Persiapkan semua peralatan dan bahan pada tempat yang aman.
2) Periksa bahwa Kartu jaringan telah terpasang dengan baik pada komputer server maupun client.
3) Periksa semua konektor kabel telah terhubung dengan baik ( tidak longgar) pada komputer server dan client.
4) Periksa kabel penghubung antara komputer server ke switch/hub dan komputer client ke switch/hub.
5) Hidupkan komputer server dan masuklah sebagai admin (root) dengan user name dan pasword admin.
6) Hidupkan Komputer client.
7) Periksa setting alamat IP dan subnet mask pada komputer server dan client.
8) Cek koneksi antar komputer workstation maupun komputer server dengan client.
9) Matikan komputer dengan benar.
10) Rapikan dan bersihkan tempat praktik
2. Kegiatan Belajar 3: Mengisolasi Permasalahan
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
1) Peserta diklat mampu mengisolasi permasalahan perangkat jaringan agar tidak mengganggu keseluruhan sistem
2) Peserta diklat mampu mengisolasi permasalahan perangkat jaringan dari sisi hardware
3) Peserta diklat mampu mengisolasi permasalahan perangkat jaringan dari sisi software
b. Uraian Materi 3
Mengisolasi
permasalahan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal
yang berakibat lebih fatal dalam jaringan. Hal ini dilakukan agar
jaringan dapat berfungsi secara baik dan normal kembali. Tindakan
pengisolasian termasuk didalamnya merupakan jalan keluar (pemecahan)
dari permaslahan yang dihadapi. Tindakan pengisolasian untuk melakukan
perbaikan dalam jaringan dapat dipisahkan menjadi dua juga yakni
pengisolasian secara hardware dan secara software.
1) Pengisolasian permasalahan secara Hardware
Tindakan pengisolasian kerusakan yang disebabkan oleh hardware harus
dilakukan dengan cara yang terstruktur dan sistematis. Cara yang
terstruktur dan sistematis diharapkan dengan cepat dapat menemukan
sumber kerusakan atau sumber permasalahan. Tindakan pengisolasian secara
terstruktur dan sistematis dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Tindakan pertama (mengisolasi kerusakan pada kartu jaringan)
Tindakan
pengisolasian dapat dilakukan denga cara melihat indikator pada lampu
kartu jaringan tersebut jika kartu jaringan dalam kondisi yang atau
bekerja baik maka lampu menyala dan saat tidak aktif atau rusak maka
lampu tidak menyala saat komputer telah dihidupkan dan terhubungkan
dengan jaringan komputer yang lain ataupun dengan Hub/switch. Dapat juga dilihat pada window Control Panel > double klik system pilih menu Device Manager.
Disana dapat dilihat bahwa kartu jaringan tersebut telah dikenal atau belum dengan melihat pada Network adapter.
Apabila sudah dikenal maka tinggal melakukan setting konfigurasi
jaringan. Apabila kartu jaringan belum dikenal atau sudah dikenal tetapi
ada tanda (!), (?) dan tanda (X) menyatakan bahwa perlu dilakukan instalasi software driver dari
kartu jaringan tersebut. Apabila dari kedua hal tersebut indikator
lampu yang ada kartu jaringan tetap tidak menyala saat telah
terhubungkan dengan jaringan komputer lain atau dengan Hub/switch atau
tidak dikenal oleh device manager maka perlu dilakukan penggantian kartu jaringan karena kartu jaringan tersebut dalam kondisi yang rusak.
Gambar 15
Keterangan Gambar:
1. Konsidi sudah dikenal tetapi instalasi software belum sempurna.
2. Sudah dikenal dan Siap untuk di setting konfigurasi jaringannya.
b) Tindakan kedua (mengisolasi permasalahan pengkabelan dan konektor)
Tindakan pengisolasian untuk pengkabelan dan konektor terdapat perbedaan antara model coaxial dengan konektor BNC dan pengkabelan UTP dengan konektor RJ45.
- Pengisolasian untuk pengkabelan coaxial dengan konektor BNC.
Pengisolasian untuk pengkabelan jenis coaxial lebih rumit, karena apabila terjadi jarigan yang down untuk jaringan bertopologi Bus atau ring menggunakan kabel coaxial harus dilakukan pengecekan satu persatu.
Seperti dalam gambar berikut untuk pengisolasian permasalahan yang sering terjadi:
Gambar 16. Permasalahan pada Kabel Coaxial
Keterangan Gambar:
1. Kabel Terbuka (open).
Kondisi ini menyatakan bahwa telah terjadi putusnya kabel dalam
jaringan yang menyebabkan kabel tidak dapat menghantarkan data.
2. Konektor longgar (tidak terhubung). Kondisi ini terjadi pada pada koneksi antar kartu jaringan dengan konektor kabel.
3. Kabel short. Kondisi ini menyatakan bahwa telah terjadi kabel yang hubung singkat dalam jaringan.
4. Resistor pada terminating Conector
5. Short pada pemasangan kabel dengan plug konektor
6. Longgar pada male connector
Untuk
pengisolasian permasalahan nomor 1,3,4 dan 5 dilakukan dengan
pengecekan satu persatu dari terminal konektor dengan menggunakan
multimeter. Pengecekan dilakukan satu persatu dengan melepaskan konektor
BNC dari T BNC daru dilakukan pengetesan ujung ke ujung kabel tersebut
apabila terjadi hubug sigkat pada pemasangan plug konektor maka
pisahkan pisahkan yang menyebabkan hubung singkat tersebut. Apabila
terjadi open kabel atau kabel putus dalam kabel coaxial maka lakukan penggantian kabel. Jangan melakukan penyambungan kabel coaxial diantara plug konektor karena menyebabkan jaringan down karena nilai resistansi yang tidak sesuai pada sambungan tersebut dengan pada kabel tersebut. Pengisolasian pada permasalahan Resistor pada terminating Connector dilakukan
dengan penggantian terminator BNC yang baru. Konektor yang longgar
pada male conektor pengisolasiannya dapat dilakukan dengan
mengencangkan T BNC pada konektor BNC secara keseluruhan.
- Pengisolasian untuk pengkabelan yang menggunakan kabel UTP
Pengisolasian
pengkabelan pada permasalahan jaringan yang menggunakan kabel UTP
relatif lebih mudah. Kemudahan pengisolasian kabel UTP pada jaringan
dengan topologi Star hanya komputer yang bermasalah saja yang kita
tangani tanpa mengganggu jaringan tersebut (komputer yang lainnya masih
tetap bekerja normal. Setiap workstation (client) terpasang tersebar secara paralel dengan menggunakan switch atau Hub sehingga
apabila komputer yang kita gunakan bermasalah maka komputer lain tidak
terganggu. Seperti dalam gambar berikut pengisolasian permasalahan
yang muncul dalam jaringan komputer dengan kabel UTP dengan topologi
jaringan star.
Gambar 17. Permasalahan pada Kabel UTP
Keterangan Gambar:
1. Konektor longgar (tidak terhubung)
2. Kabel short
3. Kabel terbuka (open)
Perbaikan untuk jaringan yang longgar dilakukan pengencangan pada hub/switch dan pada kartu jaringan. Pengisolasian pada kabel yang terbuka (open) dan kabel yang short dapat
dilakukan dengan menggunakan Multimeter dengan mengetes ujung-ujung
kabel. Pengkabelan dengan menggunakan kabel UTP tidak boleh disambung
karena akan mempengaruhi kinerja jaringan. kalau sudah tidak
memungkinkan lebih baik dilakukan penggantian kabel beserta konektornya,
karena konektor RJ45 hanya digunakan sekali pakai jika sudah diCrimping maka sudah tidak dapat dipakai lagi.
2) Software
Pengisolasaian
Protocol yang digunakan harus ditentukan pada saat instalasi software
Kartu jaringan. Seperti pada contoh penggunakan protocol TCP/IP.
Gambar 18. Langkah Pemilihan Protocol Jika Menggunakan Model TCP/IP
1. Memilih add pada configuration Network
2. Memilih protocol
3. Klik add
4. Pilih TCP/IP
5. Klik OK
a) Kesalahan pengalamatan IP.
Setiap
komputer dalam suatu jaringan merupakan identifikasi alamat yang unik,
sehingga tidak diperbolehkan ada alamat yang sama. IP Address
dalam jaringan tidak diperbolehkan sama karena merupakan identitas untuk
masing-masing komputer dalam jaringan untuk komunikasi data jika
terjadi alamat yang sama maka kedua komputer tidak dapat mengakses
jaringan karena terjadi perebutan nomor alamat tersebut. Pengisolasian
yang dapat dilakukan dengan melakukan seting ulang alamat IP Address dan subnetmasknya sesuai dengan jaringan yang digunakan. Seperti pada gambar berikut:
Gambar 19. Langkah Pengisian IP Address dan Subnet Mask
1. Pilih TCP/IP
2. Klik Propertis
3. Pilih specify an IP Address
Gambar 20. Langkah Pengisian IP Address dan Subnet Mask Harus Sesuai dengan Konfigurasi Sistem Jaringan yang Digunakan
b) Kesalahan Identifikasi workgrup
Workgroup merupakan
kumpulan atau nama kelompok jaringan yang kita gunakan. Isolasi yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan perubahan nama workgroup sesuai
dengan jaringan yang ada. Seperti gambar berikut merupakan cara untuk
melakukan perubahan pada workgroup.
Computer name untuk memberikan nama komputer tersebut, Workgroup merupakan nama kelompok jaringan yang kita akan masuki, Computer Description merupakan diskripsi komputer.
1. Pilih Identification
2. Menu perubahan workgroup
c) Kesalahan Service Network (file and print sharing)
Service network (file and print sharing) yang tidak aktif bisa dikarenakan file and print sharing yang kita hubungi sedang tidak aktif atau kita belum melakukan sharing file and print.
d) Kerusakan file program, sehingga perlu di update.
Kerusakan
file program yang menyebabkan sistem operasi tidak bisa berjalan atau
menyebabkan kartu jaringan tidak dapat bekerja (tidak aktif).
Untuk dapat
melakukan perbaikan dalam kesalahan-kesalahan software tersebut dapat
dilakukan dengan setting ulang software sesuai dengan ketentuan dalam
jaringan tersebut. Berikut beberapa kasus yang sering disebabkan oleh
sistem operasi networking:
a) Tidak bisa Login dalam jaringan
Kasus tidak bisa masuk dalam jaringan berarti client tidak
dapat mengakses jaringan secara keseluruhan. Apabila kita telah
melakukan instalasi dan konfigurasi kartu jaringan dengan sempurna maka
bisa juga karena kesalahan kita dalam memasukkan password yang salah saat kita Login ke jaringan.
b) Tidak bisa menemukan komputer lain pada daftar network neighborhood. Kasus ini sering terjadi karena sistem windows yang kurang baik sehingga perlu melakukan refresh apabila menutup program atau mau menjalankan program.
c) Tidak bisa sharing files atau printer.
Untuk dapat melakukan sharing data dapat dengan cara masuk ke windows explorer pilih data atau directory yang akah disharingkan kemudian klik kanan lalu klik sharing
Gambar 22 Langkah Melakuan Sharing Data Atau Directory
a. Pilih directory yang akan di sharing data
b. Option pilihan sharing data
Gambar 23. Langkah Melakuan Sharing Printer
a. Start setting printer
b. Pilih printer yang akan di sharing
c. Option pilihan sharing printer
d) Tidak bisa install network adapter.
Kasus ini biasanya disebabkan oleh sorfware kartu
jaringan yang tidak sesuai dengan kartu jaringan yang dipasang, atau
pemasangan kartu jaringan yang tidak sempurna sehingga komputer tidak
dapat mengenal kartu jaringan tersebut.
e) Komputer lain tidak dapat masuk ke komputer kita.
Komputer lain
yang tidak dapat masuk ke komputer kita padahal komputer kita dapat
masuk ke komputer lain disebabkan kita belum melakukan sharing data
atau sharing printer.
Kasus-kasus
tersebut lebih banyak disebabkan oleh instalasi software dan
konfigurasi yang tidak teliti. Hal tersebut menyebabkan
kesalahan-kesalahan yang menyebabkan tidak dapat mengakses jaringan.
Pengisolasian dan pengecekan kesalahan harus dilakukan satu persatu
dengan teliti sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada
jaringan tersebut diantaranya pemberian nomor IP dan subnetmask pada protocol yang digunakan, nama Workgroup dan sebagainya sehingga didapatkan koneksi jaringan yang sempurna.
c. Rangkuman 3
Pengisolasian kerusakan dalam hardware yang
dilakukan secara sistematis dan terstruktur dapat mempermudah
penyelesaian masalah jaringan yang dihadapi. Sistematis dan terstruktur
memiliki maksud dilakukan secara berurutan dari penanganan kartu
jaringan pengkabelan sampai instalasi softwarenya.
Isolasi permasalahan secara terjadi pada Instalasi software driver kartu jaringan dan setting konfigurasi jaringan, baik Pengalamatan TCP/IP meliputi IP Adress dan subnet mask serta workgroup yang digunakan.
d. Tugas
1) Lakukan setting ulang untuk komputer server dan komputer workstation (client). Bagaimana hasilnya? Catat IP address subnet mask dan workgroup yang anda gunakan.
2) Catat kinerja jaringan yang anda bangun apakah sudah dapat sharing data dan sharing printer dan bagaimana koneksinya.
e. Tes Formatif 3
1) Bagaimana
penanganan pengisolasian kerusakan pada jaringan dengan topologi Bus
dan pengaruhnya terhadap dengan topologi tersebut.
2) Bagaimana
penanganan pengisolasian kerusakan pada jaringan dengan topologi Star
dan pengaruhnya terhadap sistem jaringan tersebut.
3) Menurut anda lebih mudah pengisolasian pada jaringan pada topologi star atau topologi Bus? Apa kemudahannya?
4) Pada saat isolasi permasalahan secara software hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan? Mengapa?
f. Kunci Jawaban Formatif 3
1) Penanganan pengisolasian kerusakan pada jaringan dengan topologi Bus dilakukan step-by-step maksudnya dilakukan pengecekan satu persatu karena jaringan dengan topologi bus lebih rumit karena apabila tejadi jaringan yang down kita
tidak dapat langsung mengetahui letak kerusakan jadi perlu dilakukan
pengecekan satu persatu untuk menemukan sumber permasalahan tersebut.
Pengaruh
Jaringan apabila terjadi kerusakan atau pemasalahan seluruh jaringan
akan lumpuh total atau tidak dapat berfungsi sama sekali.
2) Penanganan
pengisolasian kerusakan pada jaringan dengan topologi Star lebih mudah
karena apabila terjadi kerusakan pada salah satu komputer workstation maka
hanya jaringan pada komputer tersebut yang bermasalah sehingga
pengisolasian lebih mudah dan penanganan perbaikan jaringan juga lebih
cepat. Isolasi kerusakan terhadap sistem jaringan dengan topologi star
adalah tidak berpengaruh, karena seluruh komputer tersambung secara
paralel. Sehingga apabila terjadi kerusakan pada salah satu komputer
maka hanya komputer tersebut yang bermasalah sedangkan komputer lainnya
tetap dapat berfungsi.
3) Lebih mudah pengisolasian menggunakan topologi star karena:
a) Jika terjadi kerusakan pada salah satu komputer maka tidak akan mempengaruhi komputer yang lainnya.
b) Pengisolasian dan perbaikan jaringan lebih akan memakan waktu yang lebih cepat.
c) Tidak
mengecek seluruh jaringan jika terjadi kerusakan karena kerusakan salah
satu komputer tidak menggangu atau mempengaruhi komputer yang lainnya.
4) Pada saat isolasi permasalahan secara software hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
a)
Penginstallan driver kartu jaringan dengan sempurna, karena kartu
tersebut mengkomunikasikan kartu jaringan dengan komputer. Apabila
pengistalan tidak sempurna maka komputer tidak akan mengenal kartu
jaringan tersebut sehingga kartu jaringan tidak dapat digunakan.
b) Konfigurasi kartu jaringan karena setting kartu jaringan mengkomunikasikan komputer dengan jaringan yang telah ada.
c) IP Address dan Subnet mask adalah
alamat komputer kita karena apabila kita mengisi alamat tersebut
dengan asal maka kita tidak dapat masuk dalam sistem jaringan maka
perlu mengetahui nomor IP dan Subnet mask yang digunakan dalam jaringan untuk dapat bergabung dalam jaringan tersebut.
d. Workgroup karena
untuk masuk dalam jaringan harus mengetahui alamatnya kalau tidak
mengetahui kelompok yang kita tuju maka kita juga tidak dapat masuk
dalam kelompok tersebut walaupun nomor IP dan subnet mask kita sudah
benar.
g. Lembar Kerja 3
Alat dan bahan :
1 (Satu) unit
komputer yang telah terinstall sistem operasi jaringan sebagai server,
1 (Satu) unit komputer yang telah terinstall sistem operasi sebagai workstation (client), Network Interface card (kartu jaringan)yang telah terpasang pada komputer server maupun workstation, kabel UTP untuk menghubungkan komputer server dengan komputer client, switch/hub, Konektor RJ45, Tang (Crimping tooll)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1) Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar.
2) Gunakan alas kaki yang terbuat dari karet untuk menghindari aliran listrik ketubuh (tersengat listrik)
3) Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
4) Letakkan komputer pada tempat yang aman.
5) Pastikan komputer dalam keadaan baik, semua kabel penghubung terkoneksi dengan baik.
6) Jangan meletakkan benda yang dapat mengeluarkan medan elektromagnetik di dekat komputer (magnet, handphone, dan sebagainya).
7) Jangan meletakkan makanan dan minuman diatas komputer.
8) Gunakanlah komputer sesuai fungsinya dengan hati-hati.
9) Setelah selesai, matikan komputer dengan benar.
Langkah Kerja
1) Persiapkan semua peralatan dan bahan pada tempat yang aman.
2) Periksa bahwa Kartu jaringan telah terpasang dengan baik pada komputer server maupun client.
3) Periksa semua konektor kabel telah terhubung dengan baik ( tidak longgar) pada komputer server dan client.
4) Periksa kabel penghubung antara komputer server ke switch/hub dan komputer client ke switch/hub.
5) Hidupkan komputer server dan masuklah sebagai admin (root) dengan user name dan pasword admin.
6) Hidupkan Komputer client.
7) Periksa setting alamat IP dan subnet mask pada komputer server dan client.
8) Cek koneksi antar komputer workstation maupun komputer server dengan client.
9) Matikan komputer dengan benar.
10) Rapikan dan bersihkan tempat praktek
BAB III
EVALUASI
A. PERTANYAAN
1. Sebutkan Langkah-langkah penanganan masalah dalam jaringan komputer?
2. Sebutkan keuntungan atau kelebihan dari LAN dengan topologi Star dalam penanganan permasalahan dalam JaringanLAN?
3. Sebuah
sekolah SMU mempunyai rencana untuk membangun lab Komputer 2 lantai,
luas ruangan 6 x 6 meter, setiap ruang diberi komputer berjumlah 20
unit rencana jaringan tersebut akan dibangun menggunakan topologi star
dan jaringan antara lab 1 dan lab 2 terhubung, anda diberikan tugas
untuk:
a. Merencanakan peralatan yang dibutuhkan dan jumlahnya (berapa buah atau berapa meter).
b. Menggambarkan Layout jaringan yang akan anda buat beserta IP Address dan Subnet mask yang digunakan.
B. KUNCI JAWABAN EVALUASI
1. Langkah penanganan kerusakan jaringan terbagi atas dua yakni penanganan Hardware dan penanganan Software.
Penanganan hardware
harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur untuk mempermudah
penyelesaian masalah jaringan yang dihadapi. Penanganan yang dilakukan
secara berurutan dari penanganan kartu jaringan, pengkabelan dan
konektor.
Penanganan permasalahan pada Software dapat dilakukan dengan cermat dan teliti mencakup: Instalasi software driver kartu jaringan dan setting konfigurasi jaringan. Konfigurasi kartu jaringan meliputi menggunakan TCP/IP meliputi IP Adress, subnet mask dan workgroup yang digunakan.
2. Topologi Star adalah topologi yang setiap node akan menuju node pusat/sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan.
Keuntungan: jenis topologi ini mudah dikembangkan, jika terjadi kerusakan pada salah satu node maka hanya node tersebut yang terganggu tanpa mengganggu jaringan lain.
Sehingga penanganan kerusakan hanya terjadi pada client yang bermasalah tanpa mengganggu jaringan secara keseluruhan.
3. a. peralatan yang dibutuhkan meliputi:
1) 2 buah server
2) 40 client
3) Kartu jaringan 42 buah
4) Konektor RJ 45 84 buah
5) Hub 2 buah
6) Repeater /Router 1 buah
7) Kabel + 500 meter
c. Gambar
layout berdasarkan kerapian, Nomor IP Address yang digunakan sesuai
dengan Jenis jaringan Klas A, B, atau C antara lab 1 dan 2 boleh lebih
baik menggunakan Router atau Repeater
C. KRITERIA KELULUSAN
Kriteria | Skor
(1-10) | Bobot | Nilai | Keterangan |
Kognitif (soal no 1 s/d 2) |
| 3 |
| Syarat lulus nilai minimal 70 dan skor setiap aspek minimal 7 |
Kebenaran layout |
| 3 |
|
Kerapian, kebersihan, ketelitian |
| 2 |
|
Ketepatan waktu |
| 2 |
|
Nilai Akhir |
|
Kategori kelulusan:
70 – 79 : Memenuhi kriteria mininal. Dapat bekerja dengan bimbingan.
80 – 89 : Memenuhi kriteria minimal. Dapat bekerja tanpa bimbingan.
90 – 100 : Di atas kriteria minimal. Dapat bekerja tanpa bimbingan.
BAB IV
PENUTUP
Demikian modul pemelajaran Mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC yang tersambung jaringan.
Materi yang telah dibahas dalam modul ini masih sangat sedikit. Hanya
sebagai dasar saja bagi peserta diklat diharapkan untuk belajar lebih
lanjut. Diharapkan peserta didik memanfaatkan modul ini sebagai motivasi
untuk menguasai teknik diagnosis permasalahan pengoperasian PC yang
tersambung jaringan lebih jauh sehingga peserta diklat dapat melakukan
tindakan pengisolasian permasalahan yang terjadi pada PC yang tersambung
dengan jaringan.
Setelah
menyelesaikan modul ini dan mengerjakan semua tugas serta evaluasi maka
berdasarkan kriteria penilaian, peserta diklat dapat dinyatakan
lulus/tidak lulus. Apabila dinyatakan lulus maka dapat melanjutkan ke
modul berikutnya sesuai dengan alur peta kedudukan modul, sedangkan
apabila dinyatakan tidak lulus maka peserta diklat harus mengulang modul
ini dan tidak diperkenankan mengambil modul selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Onno W. Purbo: TCP/IP Standar, Desain, dan Implementasi, Elek Media Komputindo, Jakarta, 1998
Onno W. Purbo: Buku Pintar Internet Teknologi Warung Internet, Elek Media Komputindo, Jakarta, 1999
Dede Sopandi, Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer, Informatika, Bandung, 2004